PENGECORAN KOLOM BALOK GEDUNG

HBR JAYA — Dalam proyek apapun termasuk pembangunan gedung bertingkat, sistem manajemen yang baik sangat diperlukan agar proyek berjalan dengan efektif dan efisien. Jenis bangunan yang akan dikerjakan sendiri akan mempengaruhi manajemen proyek tersebut. Disini pihak manajemen akan menentukan penggunaan alat, bahan dan pekerja agar tujuan proyek dapat dicapai dengan baik.

Pengecoran menjadi tahapan penting dalam menentukan kokoh atau tidaknya gedung yang akan dibuat. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, yaitu agar bangunan tidak mudah roboh. Dalam pembuatan kolom, salah satu proses yang dilakukan adalah pekerjaan pengecoran kolom.

Pekerjaan pengecoran kolom adalah proses penuangan beton segar ke dalam bekisting kolom (area yang telah diberi tulangan). Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap di mana penulangan kolom dan bekisting kolom sudah dilakukan pengecekan bersama oleh Kontraktor, Manajemen Konstruksi dan Tim Teknik Owner. Setelahnya menentukan volume area siap cor. Penentuan batas stop cor atau volume cor dilihat dari kondisi bekisting di lapangan.

Pembangunan  Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Semarang sudah mencapai cor kolom zona 1 (2/10/2021).

Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peran sangat penting dalam menghasilkan beton dengan mutu yang diinginkan. PT Habe Rasiman Jaya dalam melakukan pengecoran beton sangat memperhatikan mutu sehingga sudah cukup terkenal kualitasnya dalam pembangunan struktur gedung. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain:

  1. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan butiran agregat kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan kekuatan beton berkurang.
  2. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus dilakukan sebelum lapisan beton sebelumnya mencapai waktu setting awal (initial setting time). 
  3. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh digunakan lagi. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi segregasi adalah: 

  1. Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh penuangan adukan maksimum 60 cm.
Cara Penuangan yang Dapat Menghindari Segredasi

2. Untuk pengecoran kolom dan dinding penuangan dilakukan melalui pipa penghantar (tremie) sampai di bawah kolom. Bila penuangan dilakukan dari atas dengan ketinggian penuangan mencapai 3 – 4 m, beton yang dituang akan menumbuk tulangan dan bagian dasar, menyebabkan agregat kasar terlempar keluar dari adukan sehingga terjadi segregasi.

3. Bila tidak menggunakan tremie, pengecoran dilakukan melalui bukaan di dinding bekisting bagian bawah untuk mengurangi tinggi jatuh penuangan.

Penuangan Melalui Jendela pada Bekisting Kolom

4. Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya dilakukan berlawanan terhadap arah pengecoran atau menghadap beton yang telah dituang. 

5. Beton yang dituang harus menyebar, tidak boleh ditimbun pada suatu tempat tertentu dan dibiarkan mengalir ke dalam bekisting. 

6. Arah penuangan adukan pada permukaan yang miring harus dilakukan dari bawah ke atas, sehingga kepadatan bertambah sejalan dengan bertambahnya berat adukan beton yang baru ditambahkan.

Penulis (Dewi Krisna-HBR)

Rujukan:

https://www.ilmusipil.com/

https://lrtjabodebek.adhi.co.id/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *